Senin, 04 Agustus 2008

Benalu Parasit yang Banyak Manfaat

Benalu Parasit yang Banyak Manfaat






Pohon-pohon menjadi favorit bagi tumbuhan yang bernama benalu ini. Karena suka hidup menumpang di dahan-dahan pohon, tumbuhan ini mendapatkan julukan si parasit. Walaupun cuma menghambat pertumbuhan tanaman inang (induk), namun jika benalu tumbuhnya lebat bisa mematikan tanaman yang menjadi sandaran hidupnya.

Menurut beberapa literatur, benalu termasuk Loranthus dan familia Euphorbiaceae. Benalu dapat dijumpai dengan mudah pada pohon-pohon besar di daerah tropis. Tumbuhan ini menghasilkan getah yang lengket. Sebagian besar spesies dapat tumbuh di berbagai jenis pohon.

Sebagian benalu bersifat setengah parasit, daun tetap berwarna hijau sepanjang tahun, dapat melakukan fotosintesis sendiri, dan hanya bergantung dari tanaman inang untuk zat mineral dari dalam tanah. Genus Arceuthobium yang tergolong famili Santalaceae adalah salah satu contoh benalu yang bersifat parasit total, karena mengandalkan fotosintesis dan mineral dari tanaman inang.

Untuk membedakan pohon yang terkena serangan parasit satu ini tidaklah terlalu sulit. Dengan kumpulan daun-daun yang berwarna hijau dan bergerombol membentuk sebuah kelompok tersendiri adalah ciri khasnya. Rata-rata daun benalu ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun pada pohon yang dijadikan sebagai tempat hidupnya.

Adanya burung (ornithokori) yang suka makan biji benalu membuat penyebaran benalu bisa tumbuh di mana-mana. Biasanya, biji benalu tersebar bersama jatuhan kotoran burung di ranting-ranting pohon. Selain itu, burung juga bisa menjepit buah benalu dengan paruh agar biji terlepas dari daging buah. Burung lalu menyeka paruhnya pada ranting terdekat. Biji yang berlapis getah akan lengket dan mampu menempel erat pada calon tanaman inang. Sehingga, apabila burung memakan buahnya lalu mengekspresikan pada dahan pohon yang sesuai, bijinya akan berkecambah dan benalu muda tumbuh.

Manfaat si Parasit

Meskipun dianggap sebagai parasit, namun ternyata tumbuhan ini memiliki banyak manfaat. Salah satu contohnya adalah benalu yang biasa hidup di pohon teh. Benalu teh yang berasal dari spesies Scurrula atropurpurea (BL) DANS merupakan tanaman parasit pada pohon teh (Thea sinensis L).

Sebenarnya, benalu sejak zaman dahulu telah digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Misalnya Viscum album L var lutecens MAKINO untuk mengobati sakit pinggang dan jamu pascamelahirkan para ibu di Jepang, Viscum album L untuk mengobati kanker di Korea dan RRC, bahkan di beberapa negara Eropa menjadi obat antikanker nonkonvensional dan dijual dengan nama dagang Iscador.

Profesor RKY Zee-Cheng dalam tulisannya mengenai penelitian antikanker tanaman benalu dalam jurnal Drugs of the Future mengatakan, pasien penderita kanker yang diberi ekstrak benalu dari spesies Viscum album menunjukkan perbaikan pada DNA dalam limfosit dan sel kekebalan tubuh. Melalui berbagai penelitian yang disarikan oleh Zee-Cheng dari Pusat Medik Universitas Kansas itu, senyawa bioaktif yang berperan sebagai antikanker adalah petida, oligisakharida, alkaloid, polifenol dan flavanoid.

Sementara itu, bagi masyarakat Indonesia sendiri, ternyata secara turun-temurun juga menggunakan benalu dalam bentuk jamu untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk benalu teh untuk mengobati kanker. Dr Retno Murwani MSc dari Universitas Diponegoro pernah menyatakan bahwa benalu teh berkhasiat membunuh sel tumor dan sel kanker fibro sarcoma (Suara Merdeka, 14 Maret 2003).

Baru-baru ini melalui penelitian intensif selama tiga tahun-tim peneliti dari Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) bekerja sama dengan Prof Hirotaka Shibuya dari Universitas Fukuyama, Jepang, dan Prof Dr Mutsuko Mukai dari Osaka Medical Center, Jepang. Dalam penelitian ini tim telah mengisolasi 16 senyawa dari benalu teh yang merupakan parasit pohon teh di Perkebunan Teh Gunung Mas, Cipanas, Jawa Barat.

Senyawa-senyawa tersebut adalah 6 senyawa asam lemak tak jenuh, 2 senyawa santin, 2 senyawa flavonol glikosida, 4 senyawa flavonol, 1 senyawa lignan glikosida, dan satu senyawa monoterpene glukosida.

Hasil uji bioaktivitas terhadap invasi sel kanker MM1 secara in vitro menggunakan sel kanker MM1 yang diisolasi dari sel Ascites Hepatoma AH 130 pada tikus menunjukkan bahwa satu di antara senyawa tersebut, yaitu octadeca-8,10,12-triynoic acid mampu menghambat invasi sel kanker sebesar 99,4% pada konsentrasi 10 mg/ml. Senyawa ini merupakan asam lemak tak jenuh, mengandung atom karbon 18 dengan ikatan rangkap 3 sebanyak 3 buah pada posisi 8, 10, dan 12.

Atas dasar hasil pengujian tersebut, diyakini bahwa octadeca-8,10,12-triynoic acid merupakan zat aktif antikanker yang terkandung dalam benalu teh. Namun, baik dengan metode pengujian in vitro maupun in vivo yang dikembangkan almarhum Prof Hitoshi Akedo, diketahui bahwa zat ini tidak membunuh sel kanker, melainkan menghambat invasi sel kanker sehingga sel tidak mengalami metastasis.

Metode di atas berbeda dengan uji yang lainnya, seperti penghambatan terhadap protein sintesis, DNA topoisomerase, DNA/RNA sintesis, uji toksisitas, dan lain-lain. Hingga saat ini belum ada obat antikanker yang bekerjanya menghambat invasi sel, sehingga penemuan senyawa octadeca-8,10,12-triynoic acid (1) dalam benalu teh yang struktur kimianya relatif sederhana menjadi harapan disintesisnya senyawa antikanker baru yang murah dan sangat dibutuhkan oleh penderita kanker di Indonesia maupun dunia pada umumnya.

Untuk meyakinkan bahwa asam lemak octadeca-8,10,12-triynoic acid tersebut mempunyai aktivitas inhibisi, dan untuk mempelajari efek dari panjang rantai atom karbon serta posisi ikatan rangkapnya, maka metode sintesis perlu dikembangkan.

Dengan strategi sintesis yang relatif sederhana, tim peneliti Batan berhasil menyintesis lima senyawa analog alkynic C-16 fatty acid, yaitu hexadec-8-ynoic acid (2), hexadec-10-ynoic acid (3), hexadeca-8,10-diynoic acid (4), hexadeca-6,8,10-triynoic acid (5), dan hexadeca-8,10,12-triynoic acid (6).

Uji bioaktivitas dengan cara yang sama menggunakan sel kanker MM1 menunjukkan bahwa senyawa yang mengandung 3 ikatan rangkap tiga, seperti halnya senyawa yang diisolasi dari benalu teh, yaitu hexadeca-6,8,10-triynoic acid (5) dan hexadecadeca-8,10,12-triynoic acid (6) memberikan nilai inhibisi yang hampir sama dengan senyawa 1, sedangkan senyawa 2, 3, dan 4 masing-masing mengandung satu dan dua ikatan rangkap tiga memberikan nilai inhibisi lebih rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tiga buah ikatan rangkap tiga pada senyawa tersebut merupakan hal esensial pada peningkatan aktivitas penghambatan invasi sel kanker.

Kendati sudah di cap sebagai tumbuhan parasit yang mendatangkan penyakit bagi tumbuhan yang dihinggapinya ternyata benalu menyimpan banyak manfaat yang dapat digunakan dalam ilmu kedokteran. Hal ini tentu menjadi sebuah solusi dalam melakukan pencegahan terutama dalam penanganan berbagai penyakit.

Sumber: harian-global.com

Alzheimer

Alzheimer



kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif. Penyakit Alzheimer bukannya sejenis penyakit menular. Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya ingatan seseorang merosot dengan parahnya sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri sendiri. Penyakit Alzheimer bukannya 'kekanak-kanakan karena usia tua' yang sekadar suatu proses penuaan. Sebaliknya, adalah sejenis masalah kesehatan yang amat menyiksa dan perlu diberikan perhatian.

Alzheimer digolongkan ke dalam salah satu dari jenis nyanyuk (dementia) yang dicirikan dengan melemahnya percakapan, kewarasan, ingatan, pertimbangan, perubahan kepribadian dan tingkah laku yang tidak terkendali. Keadaan ini amat membebani bukan saja kepada pengidapnya, malah anggota keluarga yang menjaga. Penyakit Alzheimer yang menurunkan fungsi memori ini juga menjejaskan fungsi intelektual dan sosial penghidapnya. Biasanya, anggota keluarga hanya datang membawa orang yang sakit berjumpa dokter apabila mereka sudah tidak tahan dengan gejala orang yang sakit.

Hingga kini, sumber sebenarnya penyakit ini tidak diketahui. Tetapi, ia bukanlah disebabkan penuaan. Bagaimanapun, ilmuwan berpendapat, ia dikaitkan dengan pembentukan dan perubahan pada sel-sel saraf yang normal menjadi serat.

Resiko untuk mengidap Alzheimer, penyakit yang sinonim dengan orang tua ini, meningkat seiring dengan pertambahan usia. "Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai resiko lima persen mengidap penyakit ini dan resiko ini meningkat dua kali lipat setiap lima tahun," kata Ahli Psikogeriatrik, Kantor Pengobatan Psikologi, Fakultas Pusat Pengobatan Universitas Malaya (PPUM), Dr. Esther Ebeenezer.

Menurut Esther, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahawa pesakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Sejarah Alzheimer
* 2 Pengungkapan terhadap Alzheimer
* 3 Tingkat Alzheimer
* 4 Tanda-tanda lain
* 5 Orang yang berisiko
* 6 Pranala luar

[sunting] Sejarah Alzheimer

Penyakit yang pertama kalinya, ditemukan oleh Dr. Alois Alzheimer pada 1907 ini, dinamakan Alzheimer, menurut namanya.

Hasil bedah pengamatan, Alzheimer mendapati Syaraf otak tersebut bukan saja mengecut, malah dipenuhi dengan gumpalan protein yang luar biasa yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit (neuro fibrillary).

Amiloid protein yang membentuk sel-sel plak protein, dipercaya menyebabkan perubahan kimia otak. Musnahnya sel-sel saraf ini menyebabkan syaraf otak yang berfungsi menyampaikan pesan dari satu neuron ke neuron lain terpengaruh.

Meskipun penyakit ini yang semula ditemukan hampir satu abad yang lalu, ia tidak seterkenal penyakit yang lainnya seperti sakit jantung, hipertensi, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) atau sebagainya.

Kemungkinan ini disebabkan oleh penyakit ini tidak dapat dilihat gejalanya langsung seperti penyakit hipertensi yang dapat dilihat melalui pemeriksaan tekanan darah secara berkala.

Penelitian klinis terbaru menunjukkan suplementasi dengan asam lemak omega-3 dapat memperlambat menurunan fungsi kognitif pada penderita alzheimer ringan.

[sunting] Pengungkapan terhadap Alzheimer

Publikasi mengenai penyakit Alzheimer masih rendah dan banyak orang tidak mengetahui tentang penyakit ini sampai dipublikasikan secara terbuka sendiri oleh bekas Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan dalam suratnya tertanggal 5 November 1994.

Penyakit Alzheimer sukar dideteksi sebab banyak yang beranggapan orang tua yang semula lupa, adalah sesuatu yang lazim karena faktor usia. Padahal itu mungkin tanda-tanda awal seseorang itu mengidap penyakit Alzheimer.

[sunting] Tingkat Alzheimer

Lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, tidak tahu membeli barang ke kedai, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan ialah di antara sebagian gejala ringan.

Apabila orang yang sakit lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-cara mengaduk air dikategorikan sebagai tingkat sederhana.

Apabila orang yang sakit sudah tidak mampu melakukan perkara asas seperti menguruskan diri sendiri, keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat, ia menandakan orang yang sakit berada di tingkat yang serius.

[sunting] Tanda-tanda lain

Orang yang terkena penyakit ini dapat menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya. Diperkirakan bahwa pada sekitar 1950-an kira-kira 2,5 juta penduduk dunia mengidap penyakit ini. Pada tahun 2000, pengidap Alzheimer diperkirakan mencapai enam milyar orang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan lebih dari satu milyar orang tua yang berusia lebih dari 60 tahun atau 10 persen penduduk dunia menghidap Alzheimer (2003). Peningkatan ini, ada kaitannya dengan semakin banyak penduduk dunia yang berusia lanjut , masa hidup wanita meningkat hingga umur 80 tahun dan 75 tahun bagi lelaki. Selain itu, penjagaan kesehatan yang lebih baik, tingkat perkawinan menurun, perceraian bertambah dan mereka yang kawin tetapi tidak banyak anak.

Orang yang sakit yang berada di tahap sederhana dan parah akan menunjukkan tingkah laku yang aneh. Di antaranya, seperti menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana saja walaupun ke WC.

Selain itu, orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan. Semua ini secara tidak langsung memberi tekanan mental kepada perawat sebab mereka terpaksa menjaga orang yang sakit '36 jam' sehari.

Orang yang sakit juga kadangkala akan berjalan ke sana sini tanpa sebab dan pola tidur mereka juga berubah. Orang yang sakit akan lebih banyak tidur pada waktu siang dan terbangun pada waktu malam.

Secara umum, orang sakit yang didiagnosis mengidap penyakit ini meninggal dunia akibat radang paru-paru atau pneumonia. Ini disebabkan, pada waktu itu orang yang sakit tidak dapat melakukan sembarang aktivitas lain.

Yang menyedihkan, adalah orang yang sakit itu sendiri tidak memahami apa yang terjadi pada diri mereka dan memerlukan bantuan orang lain. Berita buruknya penyakit Alzheimer ini, tidak dapat disembuhkan. Tetapi, gejalanya masih dapat dikendalikan dengan obat-obatan.

Obat-obatan yang diberi pada tingkat awal, dapat membantu ingatan penderita seperti kognitif, aktivitas harian dan tingkah laku.

[sunting] Orang yang berisiko

* pengidap hipertensi yang mencapai usia 40 tahun ke atas
* Pengidap kencing manis
* Kurang berolahraga
* Tingkat kolesterol yang tinggi
* Faktor keturunan - mempunyai keluarga yang mengidap penyakit ini pada usia 50-an.

Sumber: id.wikipedia.org

Kanker Tulang - Tak Perlu Amputasi, Bisa Direhabilitasi

Kanker Tulang - Tak Perlu Amputasi, Bisa Direhabilitasi



Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek. Bagi wanita, “benjolan di bagian dada” boleh jadi bisa menambah seksi, tetapi jika benjolan itu terdapat pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, jangan-jangan itu merupakan pertanda awal terjadinya kanker tulang. Benarkah kanker tulang kini bisa direhabilitasi, tak perlu amputasi?

KANKER tulang, menurut para ahli, belum diketahui penyebabnya. Itulah sebabnya mengapa penderita harus menjalani amputasi alias dipotong bagian tubuh yang terkena kanker itu.

Bersyukurlah kita sekarang ini, kemajuan teknologi di bidang kedokteran telah mampu memberi harapan-harapan baru bagi penderita kanker tulang. Istilah rehabilitasi, mungkin bisa lebih pas untuk mereka yang menjalani pengobatan kanker tulang saat ini, dimana dokter akan melakukan penggantian tulang yang rusak dengan tulang yang baru, dengan cara penyemenan. Cara terakhir ini praktis bukan tanpa kendala. Sulitnya memperoleh tulang pada orang yang sudah mati adalah salah satunya. Selain itu, istilah donor tulang pun mungkin belum terlalu populer di telinga banyak orang. Untuk mengetahui liku-liku kanker jenis yang satu ini, berikut petikan wawancara penulis dengan Dr Nicolaas Budhiparama, FICS, ahli Bedah Tulang di RS Kanker Dharmais, Jakarta;

Dapat Anda jelaskan perihal kanker tulang?
Sebelumnya perlu diketahui bahwa antara tumor dan kanker sama saja artinya. Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor tulang skunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas.

Tingkat bahayanya?
Kanker paling sulit ditangani. Sebagai perbandingan, pada kanker jenis lain, sebut saja kanker payudara yang memiliki banyak jenis, patologinya mudah diketahui, sehingga tidak sulit ditangani. Berbeda dengan kanker tulang yang jenisnya banyak pula, tetapi penangannannya berbeda-beda. Karena terlalu banyaknya, tak heran terjadi salah diagnosa, akibatnya praktis akan salah pula pengobatannya.

Bedanya dengan “osteoporotis”?
Jelas berbeda, osteoporotis penyakit yang ditandai dengan adanya kerapuhan di tulang, desebabkan kekurangan kalsium. Osteoporotis biasanya terjadi pada orang-orang lanjut usia, sedangkan kanker tulang penyebabnya hingga sekarang belum diketahui. Celakanya, bisa menyerang semua usia. Karena belum diketahui penyebabnya, maka sulit kita mencegah. Yang bisa dilakukan sekarang ini hanyalah mengobati, mengganti dan mengamputasi bagian yang terkena tumor yang tidak bisa diselamatkan.

Prevalensinya di Indonesia?
Belum diketahui secara pasti. Di negeri ini belum ada pusat data mengenai kanker tulang secara menyeluruh. Yang bisa saya katakan sekarang, ada rumah sakit yang baru mengumpulkan jumlah penderitanya, tetapi mereka berdiri sendiri-sendiri, sehingga jumlah keseluruhan di masyarakat tidak diketahui pasti. Memang ada rencana RS Kanker Dharmais dengan RS Cipto Mangunkusumo mendirikan pusat data ini. Kalau ini terwujud nanti pasti prevalansinya diketahui.

Dapat Anda jelaskan gejala awal penyakit ini?
Ini yang penting diketahui. Untuk gejala tumor tulang jinak, biasanya penderita tidak merasakan sakit sama sekali. Misalnya sedang bermain sepakbola terjatuh, kemudian setelah difoto rontgen ternyata terdapat tumor jinak. Sementara tumor ganas mulanya mulanya kecil disertai benjolan. Benjolan itu bisa besar, bisa juga kecil. Keadaan ini diikuti rasa sakit dan berwarna merah. Kalau benjolan tadi diurut, sumber tumor tadi akan pecah, akibatnya bisa menyebar ke bagian lain. Kebiasaan diurut lazim terjadi di masyarakat kita. Padahal ini sangat riskan, sebab bisa saja tumor tersebut menjadi tidak terlokalisir.

Kalau demikian, mengurut itu berbahaya bagi mereka yang keseleo atau yang habis terjatuh?
Penyakit timbul bukan karena terjatuhnya yang bersangkutan, melainkan sebelumnya penderita memang sudah memiliki tumor terlebih dahulu. Kalau dalam kondisi seperti ini dilakukan pengurutan bisa berakibat tumor tadi pecah dan menyebar. Dalam keadaan demikian sudah barang tentu harus ditanggulangi melalui mengganti tulang. Sementara yang rusak diamputasi. Saya tidak mengatakan dukun urut itu jelek, namun saya lebih menganjurkan si penderita difoto rontgen dahulu, hingga diketahui jelas, tumor atau bukan. Bagi yang tidak terdapat tumor dan percaya akan dukun silahkan saja diurut. Sedangkan bagi yang terdapat tumor, maka tindakan mengurut itu sangat berbahaya.

Tumor seperti itu senangnya di bagian apa?
Biasanya, bisa terdapat di dalam dan di luar tulang. Untuk diketahui, kanker tulang tidak ada kaitannya dengan makanan. Ada orang menduga akibat radioaktif yang terdapat di lingkungan masyarakat. Tetapi memang belum diketahui secara pasti apa penyebabnya.

Mereka yang berisiko tinggi?
Ini terjadi, tergantung dari jenis tumornya. Kalau jenisnya osteosarcoma misalnya, lebih banyak terjadi pada usia muda (belasan tahun). Sedangkan kelompok condrosarcoma terjadi pada usia di atas 50 tahun. Yang jelas bisa mengenai semua kelompok umur.

Pilihan lain selain amputasi?
Hampir setiap kanker tulang ganas dengan segala kondisi apapun, dahulu selalu dilakukan amputasi untuk menghindari kematian. Sekarang dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dilakukan cara lain yang lebih “terhormat”. Si penderita yang terkena kanker sebelum diganti tulangnya terlebih dahulu dimatikan kankernya dengan pengobatan. Kalau masih bisa ditambal, ya disemen. Atau juga menggunakan metode teknik baru limb salvage, dimana tulang yang terkena tumor ganas disambung dengan bekas kaki pasien lain yang baru saja meninggal dunia. Sesuai dengan perkembangan, teknik terapi baru ini telah dikembangkan di hampir semua pusat penyembuhan kanker di seluruh dunia. Angka keberhasilannya meningkat 80%. Di Indonesia juga mulai diterapkan. Pasien terlebih dahulu menjalani kemoterapi, setelah itu baru tumor ganasnya diangkat. Bila tulang yang bersangkutan perlu diganti, maka diganti. Tentu saja kerjasama dalam pelaksanaan metode ini menuntut keterampilan tersendiri.

Namun cara itu membutuhkan biaya tinggi?
Biaya mahal tak begitu problem. Yang menjadi masalah adalah soal donor tulang. Seperti halnya dengan donor mata, hanya berapa persen pendonornya berasal dari dalam negeri. Sedangkan sebagian besar pendonor datang dari Srilanka. Begitu juga dengan pendonor tulang. Berbeda dengan di luar negeri. Di negeri Belanda misalnya, banyak orang yang mendonorkan tulangnya. Mayatnya dibedah, diambil tulangnya dan diganti dengan kayu. Oleh sebab itu di Belanda, soal pengadaan tulang tak menjdi masalah.

Sumber: blogsearch.google.com

Jumat, 01 Agustus 2008

Pentingnya Kesehatan Gigi Bagi Ibu Hamil

Pentingnya Kesehatan Gigi Bagi Ibu Hamil



Menyambut momen hari Ibu (ADA) Asosiasi Kedokteran Gigi Amerika kembali mengingatkan para ibu untuk tetap menjaga kesehatan mulutnya dengan baik sebagai sebuah hal yang sangat penting dan menjadi bagian dari kesehatan secara keseluruhan, khususnya ketika dalam masa kehamilan.

Penelitian telah membuktikan bahwa terdapat hubungan antara penyakit gusi dan kelahiran bayi dengan berat pada saat lahir yang rendah. Tambahan lagi, sebuah penelitian terkini menyebutkan bahwa wanita hamil yang mempunyai penyakit gusi dapat lebih mudah mengalami diabetes gestasional.

“Kebiasaan menjaga kesehatan mulut yang baik adalah bagian penting gaya hidup sehat ,” hal ini dikatakan oleh Sally Cram, D.D.S., Penasehat konsumer ADA dan periodontis di Washington, “Jika anda merencanakan kehamilan, jadwalkanlah pemeriksaan kesehatan gigi anda untuk proses pembersihan. jika anda telah hamil, maka sebaiknya lanjutkan kunjungan pemeriksaan tadi secara teratur. Pastikan pula memberi informasi kepada dokter gigi anda apakah anda sedang hamil atau kemungkinan anda akan hamil.”

Sebagai tambahan kunjungan teratur ke dokter gigi, ADA merekomendasikan untuk mengkonsumsi makanan yang baik dan seimbang , menjaga kesehatan dan kebersihan mulut dengan menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride dan melakukan flossing, pembersihan bagian interdental gigi dengan benang floss atau dengan pembersih interdental.

“Kehamilan juga sering menyebabkan konsumsi makanan yang tidak henti-hentinya, konsumsi makanan ringan yang mengandung gula dan minuman berkarbonasi yang dapat membentuk plak ,” dijelaskan oleh Ada Cooper, D.D.S., penasehat konsumer ADA dan dokter gigi di New York. “Sebagai tambahan, peningkatan jumlah hormon saat kehamilan dapat mengiritasi gusi dan membentuk plak. Beberapa dokter gigi mungkin akan merekomendasikan pembersihan yang lebih sering selama awal trimester kedua atau ketiga untuk mengontrol gingivitis atau radang gusi.”

Kebiasaan menjaga kesehatan mulut tidak semata-mata hanya penting ketika dalam masa kehamilan , tetapi juga setelah masa kehamilan karena bakteri penyebab terjadinya lubang gigi (karies) dapat dilewatkan dari sang ibu kepada anaknya melalui kontak seperti penggunaan benda/barang-barang yang sama atau dengan berciuman.


Sumber: gusimerah.blogspot.com